Investasi saham, ketika nilai uang kita tumbuh lebih dari 100%

(Comments)

img

Mengulas kisah sukses dalam investasi saham memang tidak ada habisnya. Berikut kami sedikit berbagi artikel tentang kesuksesan seseorang dalam berinvestasi saham meskipun dia tidak menyadarinya. Baiklah langsung saja dibaca artikel berikut.

Dalam sebuah resepsi, seorang teman bertanya tentang perkembangan saham UNVR (PT Unilever, Tbk.). Kebetulan dia bukan profesional di pasar modal dan baru kembali dari Jerman setelah menyelesaikan pendidikan. Jadi, wajar saja kalau tidak terlalu mengikuti perkembangan harga-harga saham di Indonesia.

Saya menjelaskan sebisanya dengan diakhiri sebuah pertanyaan, "Anda memiliki saham Unilever?" Dia menjawab, "Oh.. ibu saya punya 100lot. Almarhum ayah saya membelinya sewaktu IPO dan masih disimpan di safe deposit box di bank. kalau tidak salah, ibu saya menerima deviden setiap tahun."

Saya tercengang mendengar jawaban itu. Lalu saya menyarankan agar dia segera mengkonversikan saham tersebut karena saat ini perdagangan saham tidak menggunakan warkat lagi. Sudah scriptless.

"Lagi pula UNVR akan melakukan stock split satu berbanding sepuluh. Nanti jumlahnya jadi lima ratus ribu saham," lanjut saya. Alangkah bijaksana almarhum ayahnya. Beliau mewariskan sesuatu yang sangat berarti bagi kelanjutan hidup keluarganya. Salah satunya saham UNVR tadi. Bukan junk stock yang diwariskan beliau, tapi income stock. Seperti kita ketahui, UNVR cukup rajin membayarkan deviden tahunan. tetapi... tunggu dulu! Berapa jumlah saham si Ibu sekarang ini?

Jika waktu IPO sang Ayah membeli 100lot, mari kita lihat history stock saham UNVR berikut.

1 November 1982 : IPO @ Rp 3175,- per saham dengan nominal Rp 1000,- per saham. Berarti harga modal saham si Ibu adalah 100 lot x 500 saham x Rp 3175,- = Rp 158.750.000,-

11 Juli 1989 : saham bonus 6 : 1 (artinya, tiap 6 saham lama mendapat bonus 1 saham baru), berarti si Ibu mendapat tambahan 8333 saham, sehingga total saham yang dimilikinya menjadi 58.333 saham

7 maret 1993 : saham bonus 100 : 6,688 (artinya, tiap 100 saham lama mendapat bonus 6,688 saham baru), berarti si Ibu mendapat tambahan 3901 saham, sehingga total yang dimilikinya menjadi 62.234 saham

6 November 2000 : Stock split 1:10 (artinya, 1 saham lama dipecah menjadi 10 saham, dan nilai nominal menjadi Rp 100,- per saham), berarti total saham yang dimiliki sang Ibu menjadi 622.340 saham

15 September 2003 : Stock Split 1:10 (artinya, 1 saham lama dipecah menjadi 10 saham dan nilai nominal menjadi Rp 10,- per saham), berarti total saham yang dimiliki sang Ibu menjadi 6.223.400 saham

Nahh... tentu Anda ingin tahu berapa nilai saham si Ibu sekarang? Per tanggal 13 November 2006, harga penutupan saham UNVR adalah Rp 5000,- per saham. Berarti nilai saham si Ibu sudah menjadi Rp 31.117.000.000 (dibandingkan Rp 158.750.000,- pada tahun 1982). Bayangkan! Rp 158juta (1982) vs Rp 31 Milyar (2006).

Sebenarnya, jika dihitung-hitung, harga UNVR sekarang ini harus dikalikan 100 (karena mengalami dua kali stock split), sehingga harganya adalah Rp 5000,- x 100 = Rp 500.000,- per saham jika dibandingkan dengan Rp 3175,- sewaktu IPO pada tahun 1982.

Bagaimana dengan deviden-deviden yang diterima si Ibu?

Untuk tahun 2005, deviden final yang dibayarkan UNVR adalah Rp 200,- per saham. Berarti, si Ibu menerima 6.223.400 saham x Rp 200,- = Rp 1.244.680.000,-.

Untuk tahun 2006, UNVR sudah membayar deviden interim sebesar Rp 120,- pada tanggal 11 Juli 2006, dan membayarkan lagi deviden Rp 80,- pada tanggal 18 Desember 2006, sehingga total deviden per saham UNVR tahun 2006 adalah Rp 200,-. Dengan demikian, deviden yang diterima si Ibu tadi untuk tahun 2006 adalah Rp 1.244.680.000,- (sama dengan tahun 2005).

Smart Money. Julukan yang pantas bagi almarhum Ayah.

*Kisah diatas sama dengan yang tercantum pada sumber, menggunakan hitungan lampau. Sedangkan saat ini harga saham UNVR per lembarnya Rp. 45.175 (6-5-2015) dan Jumlah saham per 1 lot = 100 Lembar. Berapakah nilai saham yang dia miliki jika menggunakan harga saat ini? Silahkan Anda coba hitung sendiri ya, hehehe.

(Sumber: Buku Menilai Harga Wajar Saham By Andy Porman Tambunan)

Currently unrated

Comments

Riddles

22nd Jul- 2020, by: Editor in Chief
524 Shares 4 Comments
Generic placeholder image
20 Oct- 2019, by: Editor in Chief
524 Shares 4 Comments
Generic placeholder image
20Aug- 2019, by: Editor in Chief
524 Shares 4 Comments
10Aug- 2019, by: Editor in Chief
424 Shares 4 Comments
Generic placeholder image
10Aug- 2015, by: Editor in Chief
424 Shares 4 Comments

More News  »

Harga BBNI meluncur tajam di bulan April, apakah kita perlu khawatir?

Recent news

Harga BBNI meluncur tajam di bulan April 2024, apakah kita perlu khawatir! Tentu tidak! Karena dari analisa nya sebenarnya sudah sangat aman!

read more
4 hours, 42 minutes ago

BBRI di Bulan April kok turun tajam? Apakah kita perlu khawatir?

Recent news

Apakah kita perlu khawatir dengan harga saham yang meluncur tajam? 

read more
1 day, 2 hours ago

Template that you need to know if you want to be pro in after effect

Recent news
1 week, 1 day ago

What does the Fed do in 2008

Recent news
3 weeks, 3 days ago

What does the Fed do in 2008

Recent news

Today, one of the popular topic related to financial policy is the question on

read more
3 weeks, 3 days ago

What is Lifetime Value of customer

Recent news

Have you ever heard about LTV? well if you talk about Macroprudential policy, it will be loan to value. But if you talk about startups and the world of tech, it refers to the Lifetime value of a company. 

read more
1 month, 2 weeks ago

Mengenal lebih dalam kurikulum merdeka

Recent news

Akhirnya Indonesia menerapkan kurikulum merdeka, namun sebenarnya apa sih itu kurikulum merdeka? 

read more
1 month, 4 weeks ago

How to understand the impact of interactive variable from interaction model to depended variable

Recent news

I tried from my own research. And here it is

read more
2 months, 1 week ago

More News »

Generic placeholder image

Collaboratively administrate empowered markets via plug-and-play networks. Dynamically procrastinate B2C users after installed base benefits. Dramatically visualize customer directed convergence without