"AKU TAKUT KAMU KESELIP NGAMBIL KEPUTUSAN, DEH," kata Pendekar 212 sambil geleng-geleng kepala, tangannya sibuk menggulung lengan baju. "Kan kasihan kalau aku harus 'nyetrika' kamu habis-habisan di sini."
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, yang ternyata punya hobi menyeringai lebih sering dari orang biasa senyum, justru malah cengengesan. "Kamu kok pede banget, ya? Padahal aku lagi mikir, kalau kamu harus mati, model kematiannya apa yang cocok. Yang estetis atau yang viral? Karena, sumpah, dendamku sama kamu udah sampai level klimaks, kayak sinetron episode terakhir."
Pendekar 212 mencoba santai. "Yah, aku paham banget kok. Tapi nih ya, aku nggak pernah tuh macam-macam sama Luhkemboja atau Luhkinanga, apalagi sampai buat mereka menderita. Kalau ada yang bilang begitu, jelas itu fitnah! Udah kayak gosip di grup WA keluarga besar!"
"FITNAH?" Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab langsung naik nada, "Ngaca dulu, dong! Kamu ngomong fitnah-fitnah ke aku, padahal kamu sendiri si Raja Fitnah. Jangan-jangan kamu admin grup gosip, ya?"
Pendekar 212 angkat tangan, bukan menyerah, tapi lebih kayak drama. "Hadeeeh... Gini ya, bro. Kalau kita bedah kasusnya, cucu kamu itu, mohon maaf nih, suka banget bikin onar. Mungkin kelakuan mereka yang bikin orang kesel sampe-sampe ada yang bales dendam. Masa aku dituduh sih?"
"KELAKUAN MEREKA?" teriak Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, nyaris copot syalnya saking marahnya. "Dengar, ya! Aku nggak peduli seberapa pintar kamu bikin alibi. Aku cuma tahu satu hal: aku nggak bakal percaya omonganmu, titik!"
Saking emosi, Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab langsung melompat dari batu besar seperti atlet parkour. "Ini waktunya aku bikin kamu minta maaf! Tapi maafnya lewat jalan yang ekstrim." Tendangan kakinya meluncur ke dada Pendekar 212 dengan gaya slow-motion ala film laga tahun 90-an.
Pendekar 212 mundur selangkah sambil meraba dada, "Waduh, keras juga tendanganmu. Apa tiap pagi sarapan batu?"
Sebelum mereka sempat lanjut berantem, muncul sosok berjubah hitam dari balik semak-semak. Dia tampak tenang, tapi tatapannya penuh intrik, seperti lagi nyusun rencana balas dendam.
"Hei, hei, hei!" katanya sambil angkat tangan seperti polisi mau minta SIM. "Daripada kamu jauh-jauh naik gunung buat buang kapak pusaka itu, mending kasih aja ke aku. Aku kan jelas lebih tahu cara gunainnya."
Pendekar 212 dan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab langsung bengong. Pendekar 212 melirik si jubah hitam. "Kamu siapa? Pelanggan baru di klub kita?"
"Aku ini," jawab si jubah hitam sambil membetulkan kerahnya, "Hantu Santet Laknat. Profesional di bidang santet-menyantet. Ada yang perlu ditanya?"
Pendekar 212 menghela napas panjang. "Ya ampun, bro. Aku minta yang logis aja deh. Kamu mau bantu atau cuma bikin ribet?"
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : PETUALANGAN WIRO DI LATANAHSILAM
"AKU KHAWATIR KAU AKAN KESALAHAN MENJATUHKAN TANGAN," KATA PENDEKAR 212.HANTU SEJUTA TANYA SEJUTA JAWAB MENYERINGAI. "SAAT INI AKU JUSTRU TENGAH MEMIKIRKAN CARA MATI BAGAIMANA PALING ENAK BAGIMU! PERBUATAN KEJIMU TERHADAP DUA CUCUKU HARUS BENAR-BENAR MENDAPAT BALASAN SETIMPAL!" "AKU TIDAK MEMPERKOSA LUHKEMBOJA DAN LUHKINANGA. JUGA TIDAK MENGANIAYANYA! ADA ORANG YANG MEMFITNAH!" "KAU BOLEH MENCARI SERIBU AKAL SERIBU UPAYA JANGAN HARAP AKU BISA PERCAYA!" "KAU HARUS TAHU DUA CUCUMU ITU MEMPUNYAI KELAINAN MUNGKIN PERBUATANNYA MENGGAGAHI ANAK GADIS ORANG TELAH MENIMBULKAN DENDAM KESUMAT DIMANA-MANA. LANTAS ADA ORANG YANG MEMBALASKAN SAKIT HATI " "KAU MENUDUH ORANG MELAKUKAN FITNAH! PADAHAL KAU SENDIRI SAAT INI TENGAH MELANCARKAN FITNAH !" TERIAK HANTU SEJUTA TANYA SEJUTA JAWAB. DALAM MARAHNYA KAKEK INI MELOMPAT DARI BATU BESAR. KAKI KIRINYA MENENDANG. YANG DIHANTAM BAGIAN DADA MURID SINTO GENDENG.
SOSOK berjubah hitam Hantu Santet Laknat serta merta berhenti melangkah dan berbalik begitu ada suara menegur di belakangnya.
"Dari pada jauh-jauh dan susah-susah pergi ke Gunung Latinggimeru untuk membuang kapak itu, lebih baik serahkan saja padaku!"
Lalu menyusul suara lain beruca
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #114 : Badai Fitnah Latanahsilam Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1