Potongan cerita pendek - kelas kosong masa SMA yang mengingatkanku pada dirinya
Recent newsCerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read more(Comments)
Inilah contoh teks naskah khutbah Idul Fitri / Idul Adha 1441 H/2020 untuk pelaksanaan sholat Idul Fitri / Idul Adha di rumah.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan panduan sholat Idul Fitri / Idul Adha di rumah karena pandemi Covid-19.
Pelaksanaan shalat Idul Fitri / Idul Adha di rumah sama seperti tata cara sholat Idul Fitri / Idul Adha bila dikerjakan di lapangan atau masjid.
Untuk khutbah sholat Idul Fitri / Idul Adha, MUI menyebut, jika jumlah jamaah kurang dari empat orang, maka shalat Idul Fitri / Idul Adha boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.
Termasuk bila dalam pelaksanaan shalat Id di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah.
Namun, bagi Anda yang ingin tetap berkhutbah untuk keluarga saat shalat Id di rumah, berikut contoh naskah khutbah Idul Fitri / Idul Adha 1441 H/2020.
Naskah khutbah Idul Fitri / Idul Adha 2020 ditulis Nadirsyah Hosen atau yang karib disapa Gus Nadir, Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand.
Lewat situs resminya, Gus Nadir menulis materi khutbah shalat Idul Fitri / Idul Adha yang berjudul Andai Kita Masih Punya Waktu.
Gus Nadir juga mengaku, naskah ini disiapkannya lantaran sejumlah netter yang 'mendadak' jadi khatib di keluarganya karena shalat Idul Fitri / Idul Adha di rumah.
Berikut teks naskah khutbah Idul Fitri / Idul Adha 2020 di rumah berjudul Andai Kita Masih Punya Waktu dari Gus Nadir:
الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ، لاَإِلهَ إِلاَّالله ُوَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلهَ إِلاَّالله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ. الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِياَفَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّالله ُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَماَّ بَعْدُفَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى * وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar – Wa lillahil hamd
Dengan mengucap nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah.
Shalawat dan salam disampaikan kepada Baginda Rasulullah Saw.
Marilah kita tingkatkan ketakwaan dan ketaatan kita pada Sang Khaliq disertai rasa syukur kita masih bisa menjalani ibadah di bulan suci Ramadan, dan sekarang tiba waktunya kita meraih kemenangan di hari raya Idul Fitri / Idul Adha.
Keluargaku sekalian rahimakumullah,
Allah telah berfirman:
وَالْعَصْرِ، إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Surah al-‘Ashr ini pendek tapi secara makna ini termasuk surah yang paling mencakup di dalamnya segala kebaikan untuk bekal kehidupan kita di dunia.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menyebutkan, Imam Syafi’i mengatakan, “Seandainya manusia memikirkan surat ini, pastilah surat ini cukup bagi mereka.”
Surat ini berisi penegasan, semua orang akan merugi kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta mereka yang saling menasehati agar menetapi kebenaran dan kesabaran.
Allah bersumpah dengan waktu dikarenakan seringkali kita menghabiskan waktu kita dengan tanpa hasil.
Kita habiskan usia kita dalam keadaan merugi.
Padahal kita tidak cukup punya waktu di dunia ini untuk bermanfaat bagi sesama. Tahu-tahu waktu kita telah habis.
Kereta kencana menjemput kita untuk berpulang ke haribaan Allah Swt.
Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan lebih dari itu esok hari. Tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin diharapkan kembali esok.”
Di antara kebiasaan orang-orang musyrikin Makkah, mereka menggunakan waktu ashar untuk bersantai sambil menghitung untung rugi perdagangannya.
Dalam surat ini, Allah bersumpah dengan al Ashr bukan untuk menghitung untung rugi dunia yang sementara tetapi untung rugi di akhirat yang abadi.
Itulah sebabnya Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan surat al-Ashr ini, “Sungguh manusia itu pastilah berada dalam kerugian, kekurangan dan kehancuran, kecuali orang-orang yang berhasil mengumpulkan antara iman kepada Allah dan beramal shalih.”
Keluargaku yang berbahagia dengan penuh cinta di hari raya,
Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar – Wa lillahil hamd
Selain iman dan amal saleh, surat al-Ashr ini juga menyebutkan dua syarat lain agar manusia tidak berada dalam kerugian, yaitu nasehat menasehati untuk mentaati kebenaran dan nasehat menasehati demi menetapi kesabaran.
Kita diminta untuk saling nasehat menasehati. Kita tidak diminta untuk memaksakan kebenaran yang kita yakini kepada orang lain.
Tugas kita hanyalah memberi dan juga menerima nasehat akan kebenaran. Pada saat yang sama Allah meminta kita untuk juga bersabar.
Kebenaran dan kesabaran harus selalu berjalan bersama. Memberi dan menerina nasehat tentang kebenaran, harus dilakukan dengan penuh kesabaran.
Begitu juga saling menasehati tentang kesabaran harus pula dilakukan dengan cara-cara yang benar.
Tidak bisa kita merasa benar dengan tidak sabar. Tidak pula kita bersikap sabar tanpa memiliki kebenaran.
Ini artinya, di saat kita benar pun kita disuruh sabar. Bukannya ngotot dan ngeyel mentang-mentang merasa benar.
Kita juga diminta bersabar atas kebenaran, bukan dalam kemaksiatan. Tidak boleh sabar saat bermaksiat.
Kita harus cepat-cepat bertobat, bukan berlama-lama dalam kekhilafan. Karena yang diminta itu bersikap sabar saat menjalani hal-hal yang benar.
Tafsir ar-Razi mengingatkan kita, menjalankan kebenaran itu berat dan pasti akan diuji. Itu sebabnya kita diminta bersikap sabar dalam kebenaran.
Keluargaku yang dirahmati Allah,
Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar – Wa lillahil hamd
Jika iman dan amal shalih manfaatnya kepada diri kita sendiri, maka saling menasehati tentang kebenaran dan kesabaran itu bermanfaat untuk diri kita dan juga orang lain.
Pegang teguh kebenaran dengan sabar. Pegang teguh kesabaran dalam menjalankan kebenaran.
Kenapa demikian? Karena sekali lagi kita tidak punya waktu yang banyak hidup di dunia ini.
Banyak sudah saudara, keluarga, dan kolega kita yang telah lebih dulu meninggalkan kita di dunia ini.
Kita pun tidak akan hidup selamanya. Boleh jadi ini Ramadan terakhir kita.
Mungkin saja ini Idul Fitri / Idul Adha terakhir kita. Itu sebabnya kita saling memaafkan hari ini.
Ini pun bagian dari saling menasehati untuk mentaati kebenaran dan nasehat menasehati demi menetapi kesabaran.
Boleh jadi ini permintaan maaf terakhir kita. Mohon maaf lahir batin. Minal a’idin wal faizin.
بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنيِْ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Untuk naskah Khutbah II, Anda dapat menyimaknya dengan meng-klik tautan di ini.
Berikut panduan/kaifiat khutbah Idul Fitri / Idul Adha sesuai dengan Fatwa MUI tentang panduan kaifiat takbir dan shalat Idul Fitri / Idul Adha saat pandemi Covid-19.
1. Khutbah Idul Fitri / Idul Adha hukumnya sunnah yang merupakan kesempuranaan shalat Idul Fitri / Idul Adha.
2. Khutbah Idul Fitri / Idul Adha dilaksanakan dengan dua khutbah, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.
3. Khutbah pertama dimulai dengan takbir sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua dimulai dengan takbir tujuh kali.
4. Khutbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membaca takbir sebanyak sembilan kali
b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
c. Membaca shalawat Nabi SAW, antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
d. Berwasiat tentang takwa.
e. Membaca ayat Al-Quran
5. Khutbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali
b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
c. Membaca shalawat Nabi SAW antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
d. Berwasiat tentang takwa.
e. Mendoakan kaum muslimin
Cerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read moreDalam konteks formulir C Plano pada Pilkada, singkatan “KWK” berarti “Kepala Wilayah Kerja”. Formulir C1-KWK Plano adalah catatan hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang digunakan dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Formulir ini mencatat secara rinci perolehan suara di setiap TPS dan merupakan bagian penting dalam proses rekapitulasi suara.
read moreThe **Department of Government Efficiency (DOGE)** is a proposed initiative by President-elect Donald Trump, aiming to streamline federal operations and reduce wasteful spending. Announced on November 12, 2024, the department is set to be co-led by tech entrepreneur Elon Musk and former Republican presidential candidate Vivek Ramaswamy.
read moreKyle Singler is a former professional basketball player known for his collegiate success at Duke University and his tenure in the NBA.
read morePete Hegseth is an American television host, author, and Army National Guard officer, recently nominated by President-elect Donald Trump to serve as the United States Secretary of Defense.
read moreAnne Applebaum is a renowned journalist, historian, and author whose works delve into some of the most pressing and complex topics of the modern era. Her expertise lies in examining the intricacies of authoritarian regimes, the rise of populism, and the fragility of democratic institutions. Her Pulitzer Prize-winning book, "Gulag: A History," offers an in-depth exploration of the Soviet labor camp system, shedding light on the human suffering and ideological underpinnings of one of the 20th century’s most oppressive systems.
read morePlexity AI is a marvel of our times—a confluence of technological ingenuity and the boundless hunger for understanding. At its core, Plexity AI represents an advanced synthesis of artificial intelligence and machine learning, built not merely to mimic thought but to empower it. Unlike earlier iterations of AI, which focused on specialized tasks or data crunching, Plexity seems designed to operate as an expansive intellectual partner, capable of untangling the Gordian knots of complexity that define the modern era.
read moreCollaboratively administrate empowered markets via plug-and-play networks. Dynamically procrastinate B2C users after installed base benefits. Dramatically visualize customer directed convergence without
Comments