Potongan cerita pendek - kelas kosong masa SMA yang mengingatkanku pada dirinya
Recent newsCerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read more(Comments)
Jelang Pilpres 2024, sejumlah nama telah teridentifikasi dan mendapat dukungan publik. Tiga teratas capres sejauh ini adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Ketiganya memang telah mengantongi dukungan dari beberapa partai politik. Namun, dukungan pada ketiganya tampak masih belum ajeg. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi publik juga belum ajeg, masih rentan terhadap perkembangan situasi politik maupun kondisi lain.
Kondisi ini juga terjadi di level calon wakil presiden. Sejumlah nama sudah sempat disebut-sebut akan maju dan cukup didukung oleh publik. Akan tetapi, dukungan pada para calon wakil tersebut juga masih fluktuatif, tergantung ke mana arah angin berhembus, isu apa yang sedang mengemuka dan ‘menguntungkan’ nama tertentu.
Peta elektabilitas figur potensial calon wakil presiden pilihan publik mulai berubah. Tingkat elektabilitas Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir merangkak naik, dan meninggalkan tokoh potensial lain yang selama ini unggul, yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Perubahan ini tidak terlepas dari kuatnya dukungan milenial dan generasi Z.
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis survei elektabilitas calon wakil presiden (cawapres) menjelang Pemilu 2024. Survei ini digelar pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 responden. Responden diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Dari 22 nama yang dimunculkan, Menteri BUMN Erick Thohir unggul dengan perolehan elektabilitas sebesar 18,5 persen. Sementara, dalam 17 nama semi terbuka, survei menunjukkan elektabilitas Erick sebesar 19,0 persen di posisi teratas.
Sedangkan jika dikerucutkan kembali menjadi 5 nama cawapres, lagi-lagi Erick Thohir unggul dengan perolehan elektabilitas sebesar 22,9 persen.
Pada simulasi 22 nama cawapres, di posisi kedua yakni Ridwan Kamil dengan perolehan 16,9 persen. Selanjutnya pada urutan ketiga yaitu Sandiaga Salahuddin Uno dengan persentase mencapai 11,8 persen.
Selain itu, muncul juga nama lainnya yang dianggap pantas menjadi calon wakil presiden seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 11,4 persen, Khofifah Indar Parawansa dengan 5,5 persen, M. Mahfud MD dengan 4,9 persen, Gibran Rakabuming Raka dengan 2,9 persen, serta Andika Perkasa dengan 2,8 persen.
Cerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read moreDalam konteks formulir C Plano pada Pilkada, singkatan “KWK” berarti “Kepala Wilayah Kerja”. Formulir C1-KWK Plano adalah catatan hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang digunakan dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Formulir ini mencatat secara rinci perolehan suara di setiap TPS dan merupakan bagian penting dalam proses rekapitulasi suara.
read moreThe **Department of Government Efficiency (DOGE)** is a proposed initiative by President-elect Donald Trump, aiming to streamline federal operations and reduce wasteful spending. Announced on November 12, 2024, the department is set to be co-led by tech entrepreneur Elon Musk and former Republican presidential candidate Vivek Ramaswamy.
read moreKyle Singler is a former professional basketball player known for his collegiate success at Duke University and his tenure in the NBA.
read morePete Hegseth is an American television host, author, and Army National Guard officer, recently nominated by President-elect Donald Trump to serve as the United States Secretary of Defense.
read moreAnne Applebaum is a renowned journalist, historian, and author whose works delve into some of the most pressing and complex topics of the modern era. Her expertise lies in examining the intricacies of authoritarian regimes, the rise of populism, and the fragility of democratic institutions. Her Pulitzer Prize-winning book, "Gulag: A History," offers an in-depth exploration of the Soviet labor camp system, shedding light on the human suffering and ideological underpinnings of one of the 20th century’s most oppressive systems.
read morePlexity AI is a marvel of our times—a confluence of technological ingenuity and the boundless hunger for understanding. At its core, Plexity AI represents an advanced synthesis of artificial intelligence and machine learning, built not merely to mimic thought but to empower it. Unlike earlier iterations of AI, which focused on specialized tasks or data crunching, Plexity seems designed to operate as an expansive intellectual partner, capable of untangling the Gordian knots of complexity that define the modern era.
read moreCollaboratively administrate empowered markets via plug-and-play networks. Dynamically procrastinate B2C users after installed base benefits. Dramatically visualize customer directed convergence without
Comments