Potongan cerita pendek - kelas kosong masa SMA yang mengingatkanku pada dirinya
Recent newsCerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read more(Comments)
Sebagai sumber energi terbesar di dunia, minyak merupakan suatu komoditas yang banyak dicari. Berikut adalah 10 negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia
Tingginya volatilitas harga minyak dalam satu dekade terakhir telah menimbulkan berbagai kekhawatiran, terutama dari kalangan pebisnis, pemerintah, hingga menjadi perhatian masyarakat global. Bagaimana tidak, harga minyak yang tidak pasti, ditambah jumlah kebutuhan bahan bakar yang semakin meningkat, menimbulkan pertanyaan masih adakah negara dengan cadangan minyak untuk memenuhi permintaan di pasar. Untuk saat ini, berikut adalah 10 negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia.
Salah satu negara yang masih memiliki persediaan minyak dunia adalah Amerika Serikat. Sebelum didapuk sebagai negara produsen minyak, AS dulunya adalah negara importir minyak dunia. Namun sejak awal tahun 2016, AS memiliki teknik eksplorasi minyak terbaru yang disebut dengan Fracking. Fracking adalah metode untuk mengebor sumur dengan menginjeksi cairan bertekanan tinggi ke formasi bebatuan di dalam bumi, dimana gas dan minyak tersimpan dalam jumlah besar. Tujuannya adalah agar gas dan minyak tersebut mengalir dengan lebih mudah.
Dari perspektif AS, hal ini sangat bermanfaat, karena negerinya yang dulu merupakan importir minyak terbesar dunia jadi bisa berswasembada energi. Beberapa negara bagian AS lebih memilih menggunakan teknik Fracking ini, tanpa memperdulikan berbagai dampak yang mungkin terjadi pada lingkungan.
Hasilnya, jumlah ekstraksi minyak serpih menjadi lebih banyak dari sebelumnya, sehingga jumlah cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan. Saat ini, jumlah cadangan minyak AS mencapai 39,000 juta barel. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak sejak 1975. Meskipun demikian, jumlah ini hanyalah sebagian kecil cadangan minyak jika dibandingkan dengan negara-negara minyak lainnya, seperti Venezuela serta Arab Saudi.
Libya merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar di Afrika, atau terbesar ke-9 di dunia, dengan jumlah cadangan minyak sekitar 48,000 juta barel. Sebagai Negara yang berada di wilayah Timur Tengah, jumlah ini menurut beberapa ekonom adalah jumlah cadangan yang sedikit. Setelah ditelaah lebih jauh, ternyata persediaan minyak di Libya bisa jauh lebih banyak daripada yang diketahui saat ini.
Hal itu karena adanya keterbatasan eksplorasi sumber daya, sebagai kelanjutan dari sanksi yang diberikan sebelumnya pada perusahaan minyak asing di Libya. Nantinya, ketika eksplorasi sudah bisa dijalankan secara maksimal, pemerintah berharap jumlah cadangan minyak yang belum tereksplorasi dapat mendorong lebih banyak investasi di wilayah Libya.
Meskipun kini Rusia dikenal sebagai salah satu negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia, siapa sangka dulu Rusia pernah mengalami krisis pasca jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1980-an. Sejak saat itu, baik permintaan dalam negeri, peluang ekspor, maupun volume pengeboran menurun drastis. Pemerintah berusaha mati-matian mengatasi krisis, hingga akhirnya krisis berhasil diatasi pada 1997 ketika volume produksi minyak Rusia kembali pulih.
Kini, Rusia adalah salah satu pemimpin pasar minyak dunia. Tingginya produksi minyak menjadikan industri minyak sebagai fondasi utama penggerak perekonomian Rusia. Menurut perkiraan beberapa pengamat, cadangan minyak Rusia banyak ditemui di dataran Siberia Timur serta di Perairan Arktik, dengan total cadangan sekitar 80,000 juta barel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Rusia kini menjadi negara dengan cadangan minyak terbesar kedelapan di dunia.
Uni Emirat Arab (UEA) merupakan negara federasi yang terdiri dari tujuh keemiratan (wilayah yang dipimpin oleh seorang emir). Sumber pendapatan terbesar negara ini berasal dari minyak bumi. Dari total cadangan sekitar 98 juta barel, UEA mendapatkan sebagian besar minyaknya dari ladang Zakum, yakni sebesar 66 juta barel. Hal tersebut menjadikan ladang Zakum sebagai ladang minyak terbesar ketiga di kawasan Uni Emirat Arab.
Hingga saat ini, UEA adalah produsen minyak terbesar ketujuh di dunia serta memiliki cadangan minyak yang luas. Sekitar 40% dari PDB negara itu didasarkan pada produksi minyak dan gas sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Oleh karena itu, UEA dinilai sangat rentan dan membutuhkan buffer (penyangga) yang serius, seandainya sewaktu-waktu terjadi goncangan terhadap harga minyak dunia. Untungnya, devisa Uni Emirat Arab kini paling banyak diperoleh dari sektor ekspor pariwisata dan jasa per Juli 2018.
Kuwait menempati posisi keenam sebagai negara dengan jumlah cadangan minyak sekitar 101,500 juta barel. Meskipun wilayah negaranya kecil, tetapi Kuwait mampu menjadi salah satu eksportir minyak terbesar di dunia. Beberapa pebisnis Kuwait, seperti Fahad Al Rajaan, yakin bahwa kemajuan sosial dan ekonomi yang dicapai negaranya beberapa tahun terakhir disebabkan industri minyak yang terus berkembang. Besarnya jumlah cadangan minyak Kuwait terbentang di di dalam zona netral Saudi-Kuwait, sementara lebih dari 70 juta barel minyak Kuwait berada di ladang Burgan, ladang minyak terbesar kedua di dunia.
Mengutip dari harian Kompas, Kuwait berencana untuk meningkatkan jumlah produksi minyaknya sekitar 85,000 barel per hari. Jumlah ini sesuai yang disepakati oleh OPEC dengan negara-negara produsen minyak selain OPEC, untuk meningkatkan jumlah produksi hariannya hingga 1 juta barel per hari. Menteri Energi Kuwai Bakhit al-Rashidi mengatakan, jumlah produksi minyak Kuwait mengalami peningkatan sebesar 85,000 barel menjadi 2.7 juta barel per hari sejak Juli 2018.
Meskipun sempat mengalami ketidakstabilan situasi politik, terjadinya kerusuhan sipil dan pendudukan militer, nyatanya eksistensi Irak sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia tidak tergantikan. Cadangan minyak Irak diperkirakan sekitar 142 miliar barel, yang berarti bahwa ia memiliki banyak potensi dalam sektor energi. Bahkan rencananya, Irak akan meningkatkan jumlah produksi minyak eskpornya guna meningkatkan pendapatan negara.
Menurut Menteri Perminyakan Thamer Ghadhban, Irak berencana meningkatkan kapasitas produksi dan ekspor minyak pada 2019 ini, dengan fokus pada lapangan minyak di selatan. Sebagai negara produsen minyak terbesar kedua di OPEC, Irak memasang target kapasitas produksi minyak mencapai 5 juta barel per hari pada 2019, dengan ekspor rata-rata diperkirakan mencapai 3.8 juta barel per hari.
Memiliki hampir 160,000 juta barel cadangan minyak, Iran mendapatkan label sebagai negara dengan cadangan minyak yang sangat kaya. Meskipun pertama kali diproduksi pada tahun 1908, ternyata minyak Iran tidak akan habis digunakan bahkan hingga 100 tahun lagi. Tidak seperti ladang minyak Arab Saudi yang tersebar di beberapa area, minyak Iran ditemukan di hampir 150 ladang hidrokarbon, dimana banyak di antaranya memiliki kandungan minyak melimpah.
Sayangnya, Iran saat ini mendapat sanksi dari Presiden Donald Trump, sehingga kapasitas ekspornya terbatas. Sanksi tersebut diberikan karena Iran dianggap "berbahaya" bagi AS. Mengutip dari BBC Indonesia, AS ingin menghentikan apa yang disebutnya sebagai kegiatan "jahat" Teheran, termasuk serangan dunia maya, uji coba rudal balistik, dan dukungan terhadap kelompok teroris serta milisi di Timur Tengah. Hal ini tentu akan sangat berdampak pada perdagangan minyak Iran. Meskipun demikian, Iran dan mitra-mitra mereka diyakini tetap bisa mencari celah agar dapat menjalin hubungan dagang.
Kanada menempati peringkat ketiga sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia, yakni sebanyak 170,000 juta barel, yang sebagian besar proporsinya berada dalam bentuk simpanan pasir minyak di wilayah Alberta. Selain itu, sebagian besar cadangan minyak yang dapat dieksplorasi secara konvensional terletak di sana. Jumlah ini lantas "menggoda" anggota Asosiasi Produsen Minyak Kanada (CAPP) untuk menentukan rencana produksi pasir minyak konvensional dan minyak mentah di lepas pantai hingga 2035.
Menurut Ketua CAPP, Tim McMillan, total produksi minyak Kanada diperkirakan akan meningkat menjadi 5.6 juta barel per hari pada tahun 2035. Hal tersebut mungkin dapat terjadi, mengingat adanya kenaikan produksi pasir minyak menjadi 4.2 juta barel per hari dari 2.65 juta barel pada 2017 silam. Kedepannya, anggota CAPP berharap jika kenaikan produksi minyak Kanada ini dapat berlanjut hingga 33% ke angka 5.12 juta barel per hari pada tahun 2030 nanti.
Kerajaan Arab Saudi selama beberapa dekade telah dipandang sebagai negara modern yang paling ikonik dari negara-negara produsen minyak. Sayangnya, Arab Saudi kini bukan lagi "raja" dalam perdagangan minyak dunia, karena jumlah cadangan minyaknya yang masih berselisih dengan produksi Venezuel, yakni sekitar 266,500 juta barel.
Jumlah ini mengantarkan Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, dan negara dengan cadangan minyak terbesar kedua di Bumi yang memiliki seperlima cadangan minyak di seluruh dunia. Hampir semua minyak di Arab Saudi berada di sumur minyak konvensional yang dapat dengan mudah dieksplorasi. Beberapa ekonom percaya bahwa Arab Saudi bisa melampaui Venezuela dengan melakukan eksplorasi minyak secara mendalam. Sebagai contoh, Survei Geologi AS memperkirakan bahwa ada lebih dari 100,000 juta barel yang belum ditemukan di bawah gurun pasir Arab Saudi.
Venezuela mencatatkan diri sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar mengalahkan Arab Saudi. Menurut laporan negara-negara pengekspor minyak (OPEC), negara yang kini dipimpin Nicolas Maduro ini memiliki cadangan sebesar 300,000 juta barel. Dengan jumlah cadangan sebanyak itu, Venezuela kini memegang predikat sebagai "raja" perminyakan dunia, mengalahkan Arab Saudi yang sebelumnya selalu berada di posisi pertama.
Bentuk cadangan minyak Venezuela hampir sama dengan Kanada, yakni berupa pasir minyak. Pasir minyak Venezuela memiliki tekstur yang tidak terlalu kental sebagaimana pasir minyak Kanada, sehingga dapat diekstraksi menggunakan metode konvensional. Hal ini tentunya memberikan keuntungan yang cukup besar bagi Venezuela, terutama dalam hal persyaratan modal dan biaya ekstraksi.
Sayangnya, angka produksi minyak di Venezuela mulai menurun, dari yang awalnya sekitar 2 juta barel per hari menjadi hanya 1.4 juta per hari. Diduga penurunan angka produksi minyak tersebut sebagai imbas krisis Venezuela.
Untuk info lebih jelas, mari perhatikan infografik berikut tentang 10 Negara dengan cadangan minyak terbesar yang dimilikinya:
Selain berpredikat sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia, beberapa negara di atas juga didapuk sebagai negara dengan perusahaan minyak yang dimiliki pemerintah. Karena berada di bawah kebijakan pemerintah, tak heran perusahaan tersebut menjadi perusahaan minyak top dunia. Kira-kira, ada berapa perusahaan minyak milik pemerintah yang menjadi Best Of The Best? Ketahui jawabannya di artikel 7 Perusahaan Minyak Top Dunia Yang Dimiliki Pemerintah.
Cerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read moreDalam konteks formulir C Plano pada Pilkada, singkatan “KWK” berarti “Kepala Wilayah Kerja”. Formulir C1-KWK Plano adalah catatan hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang digunakan dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Formulir ini mencatat secara rinci perolehan suara di setiap TPS dan merupakan bagian penting dalam proses rekapitulasi suara.
read moreThe **Department of Government Efficiency (DOGE)** is a proposed initiative by President-elect Donald Trump, aiming to streamline federal operations and reduce wasteful spending. Announced on November 12, 2024, the department is set to be co-led by tech entrepreneur Elon Musk and former Republican presidential candidate Vivek Ramaswamy.
read moreKyle Singler is a former professional basketball player known for his collegiate success at Duke University and his tenure in the NBA.
read morePete Hegseth is an American television host, author, and Army National Guard officer, recently nominated by President-elect Donald Trump to serve as the United States Secretary of Defense.
read moreAnne Applebaum is a renowned journalist, historian, and author whose works delve into some of the most pressing and complex topics of the modern era. Her expertise lies in examining the intricacies of authoritarian regimes, the rise of populism, and the fragility of democratic institutions. Her Pulitzer Prize-winning book, "Gulag: A History," offers an in-depth exploration of the Soviet labor camp system, shedding light on the human suffering and ideological underpinnings of one of the 20th century’s most oppressive systems.
read morePlexity AI is a marvel of our times—a confluence of technological ingenuity and the boundless hunger for understanding. At its core, Plexity AI represents an advanced synthesis of artificial intelligence and machine learning, built not merely to mimic thought but to empower it. Unlike earlier iterations of AI, which focused on specialized tasks or data crunching, Plexity seems designed to operate as an expansive intellectual partner, capable of untangling the Gordian knots of complexity that define the modern era.
read moreCollaboratively administrate empowered markets via plug-and-play networks. Dynamically procrastinate B2C users after installed base benefits. Dramatically visualize customer directed convergence without
Comments