Idul Adha atau disebut Hari Raya Haji setiap tahunnya dirayakan umat Muslim di seluruh dunia, tepatnya pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Disebut 'Hari Raya Haji' atau 'Lebaran Haji' karena pada hari itu, kaum Muslimin yang sedang menunaikan haji di Tanah Suci melakukan wukuf di Padang Arafah. Mereka semua mengenakan pakaian serba putih yang disebut pakaian ihram.
Di samping itu, Idul Adha juga sering disebut dengan Hari Raya Qurban. Sejarah Idul Adha sendiri berkaitan dengan peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim as bersedia mengorbankan putranya sendiri Ismail, untuk disembelih sebagai bentuk ketaatan beliau pada Allah Ta'ala.
Makna Hari Raya Idul Adha Bagi Umat Islam
Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Pada saat Hari Raya Idul Adha dan di hari-hari Tasyrik (3 hari setelah Idul Adha - tanggal 11,12,13 Dzulhijjah) diharamkan puasa bagi seluruh umat Islam.
Pusat perayaan Idul Adha sendiri ada di sebuah desa kecil di Arab Saudi yang bernama Mina, dekat Makkah. Di Mina, ada tiga tiang batu yang melambangkan iblis dan harus dilempari batu oleh umat Muslim yang sedang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
Bisa dibilang, Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan kaum Muslimin. Karena itu pula, hari raya ini sering disebut Lebaran Haji.
Di balik sejarah Idul Adha yang berkaitan dengan ibadah haji dan qurban, tentu ada makna Idul Adha bagi umat Islam yang bisa menjadi pembelajaran, antara lain:
1. Makna Idul Adha - Semangat Berbagi untuk Sesama
Bukan sekadar perayaan, Hari Raya Idul Adha menjadi momentum bagi setiap umat Muslim untuk berbagi pada sesama melalui hewan qurban yang disembelih.
Kewajiban menyembelih hewan kurban (kambing, domba, sapi, kerbau maupun domba) saat Idul Adha bertujuan untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka yang kurang mampu agar dapat merayakan Idul Adha bersama.
Daging kurban yang sudah disembelih akan dibagikan kepada masyarakat dan orang-orang yang membutuhkan secara merata. Untuk pembagian daging kurban ini pun tidak sembarangan.
Ada syarat dan ketentuannya, yaitu daging hewan kurban dibagi tiga, 1/3 untuk dimakan oleh yang berkurban, 1/3 disedekahkan, dan 1/3 bagian dihadiahkan kepada orang lain.
2. Makna Idul Adha - Pengorbanan dan Keikhlasan
Selain berbagi, makna Idul Adha mengajarkan setiap umat Islam untuk memberi pengorbanan secara ikhlas atas segala sesuatu yang dilakukan dan dicintai.
Makna pengorbanan dari momentum Idul Adha sendiri berangkat dari sejarah qurban, di mana Nabi Ibrahim rela mengorbankan anak yang dicintainya, Nabi Ismail untuk disembelih sebagai wujud taat pada Allah SWT.
Untuk kita saat ini, pengorbanan yang dimaksud bisa berupa sesuatu yang dicintai maupun harta yang telah diperoleh untuk dibagikan kepada orang-orang sekitar dengan maksud ibadah kepada Allah.
3. Makna Idul Adha - Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Secara etimologi, kata kurban berasal dari bahasa Arab yaitu 'qariba - yaqrabu - qurban wa qurbanan qa qirbanan' yang memiliki arti dekat.
Adapun makna kurban adalah mendekatkan diri pada Allah SWT, dengan menjalankan perintah-Nya atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah.
Melalui perayaan Idul Adha, harapannya umat Islam sadar bahwa segala apa yang ada di langit dan bumi adalah milik Allah SWT, termasuk harta benda yang dimiliki.
4. Makna Idul Adha - Silaturahmi
Selain dekat dengan Allah, makna Idul Adha juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada keluarga, saudara, dan kerabat lainnya.
Karena itulah, pada saat Hari Raya Idul Adha tiba, ada tradisi kumpul keluarga dan mengunjungi sanak saudara dalam rangka menjaga silaturahmi.
Silaturahmi dengan sesama umat Muslim ini yang disebut hablumminannas (hubungan antar manusia), untuk menyeimbangkan hubungan kepada Allah atau hablumminallah.
Comments