Potongan cerita pendek - kelas kosong masa SMA yang mengingatkanku pada dirinya
Recent newsCerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read more(Comments)
Pasalnya, para turis yang berkunjung ke tempat wisata ini bukanlah untuk menikmati alam, melihat teknologi terbaru, atau memaknai sejarah yang pernah ada. Melainkan untuk mencoba hal baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, atau melakukan kegiatan yang tidak diperbolehkan di negara asalnya.
Mulai dari wisata seks, narkoba, hingga bunuh diri menjadi alasan kepergian mereka meninggalkan tanah air dan menyambangi negara-negara tersebut. Penasaran? Simak ulasannya berikut, ya!
Walau sebenarnya menjadi aktivitas ilegal, beberapa negara berkembang memang dijadikan sebagai tujuan wisata seks bagi segelintir orang. Wisata seks digemari karena turis yang datang bisa melakukan eksplorasi seks secara penuh, tanpa harus khawatir tentang apa yang akan terjadi di negara asal mereka.
Negara-negara berkembang, seperti Thailand, Jamaika, Filipina, Kamboja, dan Bangladesh kerap kali dijadikan tujuan wisata seks. Sedangkan penikmatnya pada umumnya berasal dari negara maju, seperti Amerika, beberapa negara di Eropa, China, Jepang, Korea, dan Taiwan.
Di Indonesia, aktivitas menjajakan seks merupakan hal yang tabu dan dilarang. Wajar saja, kemudian muncullah gerakan razia dan lokalisasi, agar para wanita penghibur ini lebih dapat dikontrol oleh pemerintah.
Pernahkah kamu membayangkan ada seseorang yang traveling jauh dari tempat asalnya ke Swiss hanya untuk bunuh diri? Ya, hal ini terjadi di negara yang terkenal dengan Pegunungan Alpen tersebut. Di Swiss, terdapat sebuah layanan medis yang dapat membantu pengunjungnya untuk melakukan bunuh diri.
Di beberapa negara termasuk Indonesia melakukan bunuh diri atau membantu orang lain bunuh diri merupakan tindakan yang tidak diperbolehkan, baik secara hukum ataupun agama. Tapi ternyata wisata bunuh diri cukup laris di Swiss.
Karena hanya di Swiss, setiap orang mendapatkan hak untuk bunuh diri secara wajar, tanpa mesti menuai hujatan atau gunjingan dari orang lain. Para pendukung wisata bunuh diri mengemukakan bahwa dengan cara itu orang-orang dapat mengakhiri penderitan dan rasa sakit.
Bukan hanya destinasi populer saja ternyata yang rajin disambangi turis, beberapa kota ternama juga menghadirkan wisata ke tempat kumuh. Destinasinya yang populer antara lain Kota Manila di Filipina, Rio de Janerio di Brasil, dan Mumbai di India.
Walau masih menimbulkan kontroversi, wisata ke kawasan kumuh nampaknya mampu memuaskan keingin tahuan turis untuk melihat kehidupan penduduk miskin di sekitar kota. Yang menarik, dulunya Amerika Serikat juga punya daerah wisata kumuh pada abad ke-19, yaitu di kawasan prostitusi New York dan San Francisco.
Kabarnya, dulu orang-orang London yang kaya rayalah yang menjadi penikmat wisata tersebut. Uniknya lagi, agen perjalanan kadang menyewa aktor untuk berperan sebagai pengguna narkoba dan anggota geng yang sedang baku hantam saat turis sedang berkunjung.
Kolombia merupakan salah satu negara penghasil obat-obatan terlarang dengan harga yang relatif murah. Sehingga wajar saja, banyak turis dari kawasan Eropa dan Australia traveling secara khusus ke Kolombia untuk membeli dan menggunakan kokain.
Di Indonesia, penggunaan obat-obatan terlarang bukan hanya dilarang, tapi juga bisa dijatuhi hukuman berat, mulai dari dipenjara hingga hukuman mati.
Beda dengan Kolombia yang menjualnya secara terang-terangan, di Kolombia biasanya para penjual akan berkeliaran di tempat yang rajin dikunjungi wisatawan asing, atau berdiri di sekitar toko kue sambil menunggu pembeli.
Tidak seperti Amerika Serikat yang memperbolehkan penduduknya untuk memiliki senjata api, Indonesia dan beberapa negara lainnya memberlakukan peraturan, serta ketentuan yang ketat terkait kepemilikan dan penggunaan senjata api.
Walau begitu, sebenarnya ada saja orang-orang tertentu yang merasa penasaran dengan senjata api dan bagaimana sensasi yang didapat saat menggunakan alat itu.
Menyadari keinginan tersebut, Amerika Serikat membuat sebuah jenis wisata yang dikenal sebagai gun tourism. Dalam wisata ini, kamu bisa memuaskan rasa ingin tahu tentang senjata api dan mencari tahu seberapa jauh keahlianmu dalam menembak.
Cerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read moreDalam konteks formulir C Plano pada Pilkada, singkatan “KWK” berarti “Kepala Wilayah Kerja”. Formulir C1-KWK Plano adalah catatan hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang digunakan dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Formulir ini mencatat secara rinci perolehan suara di setiap TPS dan merupakan bagian penting dalam proses rekapitulasi suara.
read moreThe **Department of Government Efficiency (DOGE)** is a proposed initiative by President-elect Donald Trump, aiming to streamline federal operations and reduce wasteful spending. Announced on November 12, 2024, the department is set to be co-led by tech entrepreneur Elon Musk and former Republican presidential candidate Vivek Ramaswamy.
read moreKyle Singler is a former professional basketball player known for his collegiate success at Duke University and his tenure in the NBA.
read morePete Hegseth is an American television host, author, and Army National Guard officer, recently nominated by President-elect Donald Trump to serve as the United States Secretary of Defense.
read moreAnne Applebaum is a renowned journalist, historian, and author whose works delve into some of the most pressing and complex topics of the modern era. Her expertise lies in examining the intricacies of authoritarian regimes, the rise of populism, and the fragility of democratic institutions. Her Pulitzer Prize-winning book, "Gulag: A History," offers an in-depth exploration of the Soviet labor camp system, shedding light on the human suffering and ideological underpinnings of one of the 20th century’s most oppressive systems.
read morePlexity AI is a marvel of our times—a confluence of technological ingenuity and the boundless hunger for understanding. At its core, Plexity AI represents an advanced synthesis of artificial intelligence and machine learning, built not merely to mimic thought but to empower it. Unlike earlier iterations of AI, which focused on specialized tasks or data crunching, Plexity seems designed to operate as an expansive intellectual partner, capable of untangling the Gordian knots of complexity that define the modern era.
read moreCollaboratively administrate empowered markets via plug-and-play networks. Dynamically procrastinate B2C users after installed base benefits. Dramatically visualize customer directed convergence without
Comments