Potongan cerita pendek - kelas kosong masa SMA yang mengingatkanku pada dirinya
Recent newsCerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read more(Comments)
Kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap investor saham adalah mengetahui cara menghitung harga wajar saham. Dengan mengetahui harga wajar suatu saham, maka investor tersebut bisa memiliki gambaran apakah harga saham tersebut sudah mahal atau masih murah. Dengan begitu dia bisa mengambil keputusan yang tepat apakah membeli, menjual, menyimpannya.
Mengetahui harga wajar saham juga bagian dari analisis untuk menilai apa suatu emiten sudah terlalu mahal (overvalued) atau tergolong murah (undervalued). Kemampuan analisis memang diperlukan untuk menghitung harga wajar saham. Sebab, ada beberapa data dan rasio yang perlu dipahami. Data-data yang tersebut bisa didapatkan dari laporan keuangan perusahaan, kondisi pasar, dan nilai saham itu sendiri.
Agar lebih paham, yuk cek cara menghitung harga wajar saham lebih dalam lagi.
Apa Itu Harga Wajar Saham?
harga wajar saham
Harga wajar saham (123rf)
Harga wajar saham adalah harga saham yang berada pada titik tertentu yang dianggap sebanding dengan fundamental perusahaan. Tentu saja ini mengacu pada kinerja bisnis dan keuangan perusahaan tersebut. Namun, bisa saja hal ini dipengaruhi oleh pasar. Saham perusahaan harganya dinilai tinggi karena memang berpotensi mendatangkan keuntungan.
Untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut sehat dan bisa mendatangkan keuntungan ke depan, ada beberapa kriteria yang biasanya jadi pertimbangan seorang investor untuk membeli suatu saham. Beberapa kriteria itu antara lain jumlah aset atau kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan, jumlah utang, dan jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun. Angka-angka itu akan menentukan valuasi perusahaan sebuah perusahaan.
Baca juga: Pahami Apa Itu Return on Assets (ROA) Beserta Manfaat dan Rumusnya!
Salah Kaprah Melihat Harga Wajar Saham
Sesuatu dianggap wajar apabila muncul kesepakatan antara lebih dari satu pihak. Artinya, harga saham menjadi wajar apabila disepakati bersama baik oleh perusahaan yang melepas sahamnya maupun para investor yang ingin membeli sahamnya.
Beberapa saham bisa saja harganya sangat tinggi. Namun, hal tersebut tidak disepakati oleh pembeli sehingga tidak ada yang mau memilikinya. Pihak perusahaan pun harus menurunkan harga saham guna menarik investor untuk membelinya.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, harga wajar ini harus dilihat dari sisi fundamentalnya. Para investor saham pemula kadang menganggap harga saham yang tinggi menjadi tidak wajar. Mereka hanya melihat dari sudut pandang daya beli yang dimiliki.
Membandingkan dua saham dalam sektor yang sama dan memiliki produk mirip bisa saja punya harga saham berbeda. Namun, kamu tidak boleh langsung menghakimi satu saham harganya lebih mahal dari saham yang lainnya. Kamu perlu menganalisis lebih dalam lagi untuk menentukan harga saham wajarnya.
Kenali perusahaan lebih dalam dengan membaca laporan keuangan dan isu-isu lain terkait perusahaan tersebut. Bisa juga melihat grafik perkembangan harga saham dalam beberapa waktu terakhir. Barulah kamu bisa menilai tentang harga saham tersebut mahal atau murah.
Baca juga: Pentingnya Financial Planning untuk Masa Depan
Cara Menghitung Harga Wajar Saham
cara hitung harga wajar saham
Cara menghitung harga wajar saham (123rf)
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menghitung harga saham wajar. Berikut cara atau metode yang bisa kamu pakai:
1. Menghitung harga wajar saham dengan Earning per Share (EPS)
Earning per share adalah pendapatan bersih perusahaan yang didapatkan selama satu tahun dan dikurangi dengan saham preferen. Setelah itu, hasil nilainya harus dibagi dengan dengan jumlah saham yang beredar. Makin besar EPS sebuah perusahaan, tentunya makin baik juga nilai sahamnya.
Dari perhitungan EPS, kamu bisa tahu prospek pendapatan perusahaan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, perusahaan A memiliki nilai saham dengan EPS sebesar Rp500. Artinya, nilai saham tersebut akan menghasilkan laba sebesar Rp500 untuk setiap lembar sahamnya.
Berikut rumus perhitungannya:
Earning Per Share (EPS) = (Laba bersih – Dividen preferen) / Jumlah saham yang beredar pada akhir periode
2. Menghitung harga wajar saham dengan Price to Book Value
Cara lain yang bisa kamu gunakan untuk menghitung harga saham wajar adalah Price to Book Value (PBV). Metode ini akan membandingkan harga saham dengan nilai buku atau nilai aset dalam pembukuan perusahaan.
Umumnya, harga suatu emiten dikatakan mahal jika nilai PBV yang dihasilkan lebih dari 1. Jika nilainya kurang dari satu, bisa dikatakan saham tersebut termasuk murah.
Untuk kamu yang ingin melakukan perhitungan menggunakan pendekatan PBV, ada baiknya memperhatikan nilai PBV pada emiten saham sejenis. Kalau menemukan hasilnya tidak jauh berbeda, bisa dikatakan harga saham tersebut masih dalam batas wajar.
Berikut rumus menghitung harga saham dengan PBV:
Price to Book Value (PBV) = Harga saham / Nilai buku per lembar saham
3. Menghitung harga wajar saham dengan Price to Earning Ratio
Price to Earning Ratio (PER) adalah perbandingan harga saham dengan laba per saham atau earning per share. Rasio tersebut menunjukkan kerelaan investor membayar suatu saham untuk laba per lembarnya.
Pendekatan perhitungan harga saham wajar dengan PER juga harus menggunakan perbandingan industri. Sebagai contoh, saham A harus dibandingkan dengan rata-rata PER industri di sektor saham A berada. Dengan begitu, kamu bisa melihat harga PER saham A di atas rata-rata industri.
Di sisi lain, rasio PER juga bisa memberikan kamu informasi tentang saham prospek saham tersebut. Jika memang nilainya ternyata terbilang murah, tidak ada salahnya kamu membayar saham untuk memilikinya.
Rumus menghitung harga saham dengan PER:
Price to Earning Ratio (PER) = Harga saham / laba per saham (EPS)
Baca juga: Cara Beli Saham IPO dengan Mudah untuk Investor Pemula
4. Menghitung harga wajar saham dengan Return on Equity (ROE)
ROE berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari nilai investasi sahamnya. Nilai ini juga akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola tambahan modal dengan baik. Lebih baiknya lagi jika laba yang dihasilkan lebih berlipat-lipat.
Artinya, kamu tidak perlu khawatir saat membeli saham dengan ROE yang tinggi. Pasalnya, keuntungan yang akan berbalik ke kamu juga akan sepadan dengan harganya.
Berikut rumus ROE untuk menghitung harga saham:
Return On Equity (ERO) = Laba bersih setelah dikurang pajak / Total ekuitas
Baca juga: Cara Kerja Saham sebagai Instrumen Investasi dan Trading
5. Menghitung harga wajar saham dengan Price Earning to Growth Ratio (PEG)
Langkah lain yang bisa kamu gunakan untuk mengukur harga saham yang wajar adalah metode PEG. Price Earning to Growth adalah rasio yang kepantasan harga saham dengan mengukur nilai laba yang dihasilkan per lembarnya sekaligus harapan pertumbuhan perusahaan. Makin rendah nilai PEG, makin murah juga nilai sahamnya.
Berikut cara menghitung harga saham dengan pendekatan PEG:
Price Earning to Growth Ratio = PER / Growth ration / 100
6. Menghitung harga wajar saham dengan Dividend Yield (DY)
Ada lagi cara menghitung besaran kewajaran harga saham dengan melihat pembagian dividennya. Metode Dividend Yield melihat rasio seberapa besar perusahaan membagikan dividen terhadap harga sahamnya di pasaran.
Dividen merupakan pembagian keuntungan kepada para pemegang saham. Makin besar nilai dividen per lembar sahamnya, bisa diasumsikan bahwa perusahaan tersebut sedang baik. Kamu tentu disarankan untuk memilih saham dengan nilai pembagian dividen yang besar.
Berikut cara menghitung harga saham dengan Dividend Yield:
Dividend Yield (DY) = Dividen per lembar saham : harga saham
7. Menghitung harga wajar saham dengan Debt to Equity Ratio (DER)
Kamu pun bisa menghitung harga saham melalui jumlah utangnya, loh. Perusahaan yang baik tentunya memiliki utang yang lebih kecil dari modal bersihnya. Saat nilai DER lebih besar, bisa diasumsikan perusahaan tersebut memiliki risiko keuangan yang besar pula. Pastikan hanya memilih perusahaan yang tidak memiliki utang lebih besar dari modalnya, ya.
Cara menghitung harga saham dengan DER:
Debt to Equity Ratio (DER) = Total kewajiban (utang) : kekayaan bersih (modal)
Itu dia sederet cara menghitung harga saham wajar yang bisa kamu pilih. Namun, jangan cuma hanya menghitung, ya. Coba ambil langkah pasti dengan memilih saham yang berpotensi menghasilkan cuan.
Baca juga: Cara Beli Saham Luar Negeri yang Janjikan banyak Untung
Nah, lengkapi juga portofolio kamu dengan memiliki instrumen lain, mulai dari emas dan reksadana. Untuk mulai investasi reksadana, kamu bisa memilih aplikasi Bmoney. Kamu bisa berinvestasi reksadana apa pun dengan modal mulai dari Rp10 ribu saja!
Bagikan:
https://bmoney.id/blog/cara-menghitung-harga-wajar-saham-117243
Artikel menarik lainnya
Apakah Forex Halal atau Haram? Begini Hukumnya dalam Islam!
Apakah Forex Halal atau Haram? Begini Hukumnya dalam Islam!
news • 30 Agustus 2022
Mengenal Auto rejection Bawah (ARB) Saham, Investor Pemula Wajib Tahu!
Mengenal Auto rejection Bawah (ARB) Saham, Investor Pemula Wajib Tahu!
news • 29 Agustus 2022
Apa itu Saham Gorengan? Ini Definisi, Ciri-Ciri, dan Tips Membelinya
Apa itu Saham Gorengan? Ini Definisi, Ciri-Ciri, dan Tips Membelinya
news • 26 Agustus 2022
Bursa Saham adalah Investasi Menguntungkan Jangka Panjang, Simak Penjelasannya!
Bursa Saham adalah Investasi Menguntungkan Jangka Panjang, Simak Penjelasannya!
news • 25 Agustus 2022
Apa itu Support & Resistance dalam Saham dan Cara Menggunakannya
Apa itu Support & Resistance dalam Saham dan Cara Menggunakannya
news • 25 Agustus 2022
7+ Aplikasi Penghasil Uang Tercepat dan Terbaik
7+ Aplikasi Penghasil Uang Tercepat dan Terbaik
news • 23 Agustus 2022
reksadana_hero_image
Selalu update bareng komunitas investor BMoney!
Gabung sekarang
logo_bib_white
Gedung Metropolitan Tower Lantai 22
Jl. R.A. Kartini Kav 14, Jakarta 12430
CS BMoney
Layanan Pengaduan Konsumen
Direktorat Jenderal Perlindungan
Konsumen dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan RI
0853-1111-1010
BMoney
Reksa dana
Promo
Blog
Perusahaan
Syarat dan ketentuan
Kebijakan Privasi
Download aplikasi
google_play_badge
app_store_badge
Temukan kami
PT. Buka Investasi Bersama ©2021. All rights reserved
PT Buka Investasi Bersama adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana yang telah memiliki izin usaha, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Investasi lewat aplikasi di bmoney lebih praktis
Download
Cerita ini fiksi belaka, kemiripan dengan kejadian sesungguhnya hanyalah kebetulan, atau dirimu memang ingin membuatnya kebetulan 😅
read moreDalam konteks formulir C Plano pada Pilkada, singkatan “KWK” berarti “Kepala Wilayah Kerja”. Formulir C1-KWK Plano adalah catatan hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang digunakan dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Formulir ini mencatat secara rinci perolehan suara di setiap TPS dan merupakan bagian penting dalam proses rekapitulasi suara.
read moreThe **Department of Government Efficiency (DOGE)** is a proposed initiative by President-elect Donald Trump, aiming to streamline federal operations and reduce wasteful spending. Announced on November 12, 2024, the department is set to be co-led by tech entrepreneur Elon Musk and former Republican presidential candidate Vivek Ramaswamy.
read moreKyle Singler is a former professional basketball player known for his collegiate success at Duke University and his tenure in the NBA.
read morePete Hegseth is an American television host, author, and Army National Guard officer, recently nominated by President-elect Donald Trump to serve as the United States Secretary of Defense.
read moreAnne Applebaum is a renowned journalist, historian, and author whose works delve into some of the most pressing and complex topics of the modern era. Her expertise lies in examining the intricacies of authoritarian regimes, the rise of populism, and the fragility of democratic institutions. Her Pulitzer Prize-winning book, "Gulag: A History," offers an in-depth exploration of the Soviet labor camp system, shedding light on the human suffering and ideological underpinnings of one of the 20th century’s most oppressive systems.
read morePlexity AI is a marvel of our times—a confluence of technological ingenuity and the boundless hunger for understanding. At its core, Plexity AI represents an advanced synthesis of artificial intelligence and machine learning, built not merely to mimic thought but to empower it. Unlike earlier iterations of AI, which focused on specialized tasks or data crunching, Plexity seems designed to operate as an expansive intellectual partner, capable of untangling the Gordian knots of complexity that define the modern era.
read moreCollaboratively administrate empowered markets via plug-and-play networks. Dynamically procrastinate B2C users after installed base benefits. Dramatically visualize customer directed convergence without
Comments