Yuk simak 9 jenis tanah di Indonesia

(Comments)

9 Jenis Tanah di Indonesia

Salah satu cabang ilmu yang mendukung geografi adalah ilmu tanah. Yang dimaksud dengan ilmu tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang tanah – tanah secara keseluruhan, yang di dalamnya mencakup sifat fisik dan kimia tanah, struktur tanah, persebaran jenis tanah, dan berbagai hal lain tentang tanah.

Dalam ilmu tanah ini, salah satu hal utama yang dipelajari adalah mengenai pedosfer. Lalu, apa yang dimaksud dengan pedosfer? Pedosfer merupakan lapisan tanah yang berada di permukaan bumi. Jadi, dalam materi mengenai pedosfer ini dipelajari tentang berbagai hal mengenai lapisan tanah, terutama yang ada di permukaan bumi, seperti di antaranya adalah jenis tanah.

Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan berbagai jenis tanah. Ada banyak jenis tanah yang bisa ditemukan di Indonesia dengan karakter atau ciri khasnya tersendiri. Tanah yang ada di Indonesia terbentuk dari berbagai hal, mulai dari tanah yang berasal dari bebatuan yang telah lampuk.

Ada juga tanah yang muncul akibat retaknya batuan yang disebabkan oleh panas matahari, akar tumbuhan yang ujungnya mengeluarkan cairan sehingga menghancurkan batuan yang diterobos, dan juga karena hewan-hewan kecil, seperti cacing yang membuat lubang pada batuan atau tanah.

Daftar Bab  tampilkan 

Jenis  Jenis Tanah di Indonesia

Lantas, apa saja jenis jenis tanah yang ada di Indonesia? Berikut adalah daftar jenis tanah yang bisa ditemukan di lapisan atas atau pedosfer Indonesia.

1. Tanah aluvial

Tanah alluvial merupakan tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air sungai. Tanah ini merupakan hasil erosi yang kemudian diendapkan bersama dengan lumpur sungai. Ciri khas dari tanah alluvial adalah memiliki warna yang kelabu dan sifatnya subur.

Umumnya, tanah alluvial ditemukan di wilayah dataran rendah. Di Indonesia, tanah alluvial banyak ditemukan di wilayah timur Sumatera, Bagian utara Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tengah, bagian utara dan selatan Papua.

2. Tanah vulkanis

Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari abu gunung api atau vulkanis atau material letusan gunung api yang sudah mengalami pelapukan. Tanah vulkanis mengandung banyak unsur hara sehingga sifatnya sangat subur.

Karena subur, tanah ini baik dan sering digunakan sebagai ladang pertanian. Tanah vulkanis banyak ditemukan di wilayah Jawa terutama Bandung dan Garut, Bali, dan Sumatera di sekitaran Danau Toba.

Tanah vulaknis dapat dibedakan dalam dua kelompok, yakni tanah regosol dan latosol. Ciri tanah regosol adalah tanah vulkanis yang mempunyai butir kasar, berwarna kelabu sampai kuning serta mengandung bahan organik yang sedikit.

Tanah regosol cocok untuk ditanami tanaman tembakau, palawija serta buah -buahan. Daerah yang banyak terdapat tanah regosol adalah di wilayah Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara.

Sedangkan tanah latosol adalah tanah vulkanis yang memiliki ciri khas dari warnanya yang merah hingga kuning dan mengandung bahan organik sedang dengan sifat yang asam. Tanah latosol cocok untuk ditanami tanaman padi, karet, kopi, kelapa dan palawija. Tanah latosol banyak terdapat di wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bali, Minahasa, Jawa dan Papua.

Pelajari juga: Mengenal Sifat Sifat Tanah

3. Tanah humus (bunga tanah)

Tanah humus adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Berbagai tumbuhan yang membusuk ini membuat tanah humus mengandung unsur hara yang tinggi. Artinya, tanah ini pun bersifat sangat subur.

Tanah humus juga sering digolongkan dalam kategori tanah organosol atau yang berasal dari bahan organik. Hanya saja, pembusukan dari bahan organik ini terjadi secara sempurna sehingga sifatnya menjadi sangat subur.

Tanah humus banyak terdapat di Pulau Sulawesi, Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan dan Papua. Tanah jenis ini sangat cocok untuk ditanami tanaman padi, nanas dan kelapa.

4. Tanah organosol (tanah gambut)

Tanah organosol juga sering dikenal dengan sebutan tanah gambut. Tanah ini terbentuk dari proses pelapukan bahan -bahan organik, seperti dari sisa pembusukan tanaman rawa. Pembusukan bahan organik yang terjadi pada tanaman ini terjadi kurang sempurna karena selalu tergenang air.

Karena pembusukan yang terjadi kurang sempurna, tanah gambut cenderung bersifat asam hingga sangat asam. Karena selalu tergenang air, jenis tanah gambut ini kurang baik untuk pertanian. Tanah gambut banyak terdapat di daerah pasang surut, seperti di Papua bagian barat, Kalimantan Barat, Sumatra bagian timur, Jawa, pantai barat Sumatra, dan pantai Kalimantan Timur.

5. Tanah podzolik merah kuning

Tanah Podzolik merupakan tanah yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi serta suhu yang rendah. Ciri khas tanah podzolik adalah kandungan unsur haranya yang sedikit, bersifat basa jika terkena air, mengandung kuarsa, bersifat tidak subur serta memiliki warna merah sampai kuning.

Tanah podzolik cocok ditanami dengan tanaman kopi, karet dan teh. Daerah persebaran tanah ini kebanyakan ada di daerah pegunungan tinggi Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Kalimantan, dan Papua.

6. Tanah kapur

Tanah kapur merupakan jenis tanah di Indonesia yang berasal dari batuan kapur. Tanah kapur bersifat tidak subur. Meski demikian, tanah ini masih bisa ditanami tanaman seperti pohon jati. Tanah kapur banyak terdapat di daerah Blora, Pegunungan Kendeng, serta Pegunungan Seribu Yogyakarta.

Tanah kapur juga bisa dibagi dalam dua kelompok, yakni tanah renzina dan tanah mediteran. Tanah Renzina merupakan jenis tanah kapur yang berasal dari hasil proses pelapukan batuan kapur yang terjadi di daerah dengan curah hujan tinggi. Karenanya, tanah ini memiliki ciri khas warna hitam dan miskin zat hara. Sebagian besar tanah renzina ditemukan di daerah berkapur seperti Gunungkidul Yogyakarta.

Sedangkan tanah mediteran merupakan jenis tanah kapur yang terjadi dari hasil proses pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah mediteran kemerahan sampai coklat dan memiliki sifat kurang subur. Meski kurang subur, tanah kapur meditaran masih cocok untuk ditanami tanaman jati, palawija, jambu mete dan tembakau.

7. Tanah pasir

Tanah pasar merupakan tanah yang hanya memiliki kadar air sangat sedikit dan sangat miskin unsur hara. Tanah pasit berasal dari batuan pasir yang telah melapuk. Tanah ini banyak ditemukan di wilayah -wilayah pantai yang disebut sand dune atau bukit pasir. Contoh tanah pasir yang ada di Indonesia ada di Pantai Parangkusumo, Yogyakarta.

8. Tanah laterit

Tanah laterit merupakan jenis tanah yang sifatnya tidak subur, atau bahkan dapat dikatakan sudah hilang kesuburannya. Ini karena dalam tanah laterit, banyak terkandung zat besi dan alumunium. Kandungan unsur hara dalam tanah ini sudah hilang karena terlarut oleh curah hujan yang tinggi.

Tanah laterit juga bersifat kering dan tandus. Warna tanah ini kekuningan sampai merah sehingga tanah laterit juga sering disebut sebagai tanah merah. Tanah ini banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat, Sulawesi Tenggara hingga Kalimantan Barat.

9. Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sedimen. Tanah litosol memiliki ciri khas butiran kasar berupa kerikil. Tanah ini sangat miskin unsur hara sehingga tidak subur dan kurang baik untuk pertanian.

Karena sifat tanahnya yang kurang subur, tanah ini hanya cocok untuk ditanami tanaman -tanaman besar di hutan. Tanah litosol banyak ditemukan di daerah Pulau Sumatera, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.

Referensi :

  1. Rahayu, Saptanti dkk. 2009. Nuansa Geografi 1: untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
  2. Setiani, Fenti Rahay dkk. 2012. Geografi : untuk SMA/ MA. Klaten : Intan Pariwara.
Currently unrated

Comments

Riddles

22nd Jul- 2020, by: Editor in Chief
524 Shares 4 Comments
Generic placeholder image
20 Oct- 2019, by: Editor in Chief
524 Shares 4 Comments
Generic placeholder image
20Aug- 2019, by: Editor in Chief
524 Shares 4 Comments
10Aug- 2019, by: Editor in Chief
424 Shares 4 Comments
Generic placeholder image
10Aug- 2015, by: Editor in Chief
424 Shares 4 Comments

More News  »

What is Lifetime Value of customer

Recent news

Have you ever heard about LTV? well if you talk about Macroprudential policy, it will be loan to value. But if you talk about startups and the world of tech, it refers to the Lifetime value of a company. 

read more
2 weeks, 6 days ago

Mengenal lebih dalam kurikulum merdeka

Recent news

Akhirnya Indonesia menerapkan kurikulum merdeka, namun sebenarnya apa sih itu kurikulum merdeka? 

read more
4 weeks, 1 day ago

How to understand the impact of interactive variable from interaction model to depended variable

Recent news

I tried from my own research. And here it is

read more
1 month, 1 week ago

Thing you should do, to not clutter the social media

Recent news

There 7 things that really move the needle when it comes to social media. They aren’t always easy, but they really do produce results.

read more
1 month, 2 weeks ago

Elektabilitas cawapres 2024, Erick Thohir paling atas

Recent news

Jelang Pilpres 2024, sejumlah nama telah teridentifikasi dan mendapat dukungan publik. Tiga teratas capres sejauh ini adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Ketiganya memang telah mengantongi dukungan dari beberapa partai politik. Namun, dukungan pada ketiganya tampak masih belum ajeg. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi publik juga belum ajeg, masih rentan terhadap perkembangan situasi politik maupun kondisi lain.

read more
6 months, 4 weeks ago

Perbedaan pandangan Dr Soepomo, Muh Yamin, dan Soekarno terhadap UUD 45

Recent news

Sebelum negara Indonesia merdeka, terdapat berbagai organisasi seperti BPUPKI. Di BPUPKI sendiri ada beragam peristiwa bersejarah. Misalnya adalah lahirnya pandangan Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno terhadap negara merdeka.
Pandangan ini lahir pada Sidang BPUPKI I di tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Nantinya, pandangan ini akan berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia setelah merdeka

Pandangan Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno terhadap Negara Merdeka pada Sidang BPUPKI

Mengutip buku IPS Terpadu – Jilid 2B, Sri Pujiastuti, dkk (2007:3), BPUPKI adalah singkatan dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. BPUPKI lahir akibat janji PM Koiso untuk memerdekakan Indonesia agar Indonesia mau membantu Jepang melawan sekutu.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, terdapat berbagai hal yang terjadi selama BPUPKI terbentuk. Contohnya adalah lahirnya pandangan Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno terhadap negara merdeka pada Sidang BPUPKI I. Berikut penjelasannya:

1. Mohammad Yamin

Mohammad Yamin berpidato pada tanggal 29 Mei 1945, yakni pada hari pertama Sidang BPUPKI I. Dalam pidato tersebut, Mohammad Yamin mengemukakan bahwa Indonesia harus merdeka berdasarkan peradaban bangsa sendiri, buka meniru negara lainnya.
Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa Indonesia yang akan dibentuk meruppakan negara rakyat dalam suatu republik. Negara ini dipimpin oleh kepala negara pilihan serta dijalankan oleh kementerian dan bertanggung jawab pada majelis musyawarah

2. Soepomo

Soepomo menyatakan pandangannya akan negara merdeka pada tanggal 31 Mei 1945. Beliau berpendapat mengenai konsep negara integralistik yang mempunyai beberapa ciri-ciri, yakni:
  • Negara merupakan pengejawantahan secara organik oleh warga negara

read more
7 months ago

Sepuluh fakta menarik tentang Jepang yang banyak orang belum tahu

Recent news

Berikut adalah 10 fakta menarik tentang Jepang yang mungkin tidak banyak diketahui orang:

read more
7 months ago

Kumpulan rumus rumus fisika

Recent news

Rumus-rumus Fisika memang terkadang sulit dipahami. Butuh ketelitian dan kesabaran dalam mencerna setiap pembahasannya. Sobat notafraid yang mungkin berencana masuk IPA atau sudah masuk jurusan tersebut pasti merasakan hal seperti itu.

read more
7 months, 1 week ago

More News »

Generic placeholder image

Collaboratively administrate empowered markets via plug-and-play networks. Dynamically procrastinate B2C users after installed base benefits. Dramatically visualize customer directed convergence without