Sunday, 23 November 2014

Dua Buah Ember

Dua Buah Ember Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dua buah ember di tepi sebuah perigi. Tak dapat dipastikan sudah berapa banyak air yang telah mengisi kedua ember itu. Namun selalu saja kedua ember tersebut pada akhirnya harus menjadi kosong, dan akan dibawa lagi ke tepi perigi ini untuk diisi air.

?Engkau nampak murung kurang bergembira hari ini. Apa gerangan yang telah menggerogoti bathinmu?? Tanya satu di antaranya kepada ember yang lain yang berada di sampingnya.

?Oh nasib...nasib!! Sungguh suatu pekerjaan yang sia-sia tanpa arti. Setiap hari saya selalu mengulangi pekerjaan yang sama, yakni datang ke perigi ini untuk diisi dengan air hingga penuh. Namun setelah itu saya akan menjadi kosong lagi dan harus datang lagi ke tempat ini. Sungguh membosankan!!? Keluh ember yang ditanya.

?Oh...begitu!!? Sahut ember yang pertama. ?Tapi aku tak pernah berpikir demikian. Sebaliknya, setiap kali setelah tiba di tepi perigi ini, saya akan selalu dengan penuh gembira berkata; Dalam kehampaan aku datang, namun dalam kelimpahan aku meninggalkan tempat ini. Sungguh suatu kebahagiaan yang luar biasa.??

Kita mungkin perlu mengubah sudut pandangan, agar bisa melihat rutinitas hidup harian kita secara baru, serta memberikan arti rohani yang baru pula pada apa yang na
... baca selengkapnya di Dua Buah Ember Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

I Love Mom and Dad

I Love Mom and Dad Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Aku terus berjalan tanpa hentinya, walaupun sekarang hujan lebat aku tak perduli. Ini belum seberapa oleh apa yang di lakukan Mama untukku. Mama telah banyak berkorbaan demi aku. Tapi apa yang aku lakukan sekarang ini telah membuat Mama menangis.

Aku tak tega, tak tega melihat Mama menangis karena aku. Sudah banyak kesalahanku terhadap orangtuaku apalagi terhadap Mama. Aku memang tidak pernah menyebut kata-kata jorok ataupun yang tidak boleh di katakan. Tapi aku membentak Mama, aku selalu emosi, tidak bisa berfikir dewasa. Apa yang di lakukan Mama hanyalah untuk kebaikanku. Aku tau, hanya saja aku yang tidak mengerti.

Aku memutuskan kabur dari rumah. Memang ini adalah tindakan yang tidak wajar. Tapi ini demi kebaikan Mama dan Papa. Aku sayang Mama dan Papa. Maafkan Dinda Ma, Pa.. Maaf tapi ini sudah menjadi keputusanku. Jaga kesehatan kalian baik-baik.

Hujan mulai reda, aku masih saja berjalan lurus tanpa tujuan, Mataku mulai berkunang-kunang, badanku serasa melayang di atas awan. Aku tak sanggup menahan ini lagi dan pada akhirnya aku jatuh di tanah yang basah ini.

Saat aku membuka mataku ada yang beda dari penglihatanku. Tempat yang
... baca selengkapnya di I Love Mom and Dad Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Friday, 21 November 2014

Berikan Aku Seorang Ayah

Berikan Aku Seorang Ayah - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Secarik kertas koran terbang dikipas angin dan tersangkut pada tiang listrik. Dari kejauhan bisa aku baca judul besar yang tertulis dengan warna merah pada halaman kertas itu yang mengingatkan saya akan natal yang kini tiba. Malam nanti adalah "Malam Kudus, Malam Damai". Dan setiap hati pasti mengimpikan agar di malam ini mereka bisa menemukan setitik kesegaran, menemukan secercah kedamaian yang dibawa oleh Allah yang menjelma.

Judul di kertas koran itu tertulis dalam Karakter khusus bahasa Cina; "Selamat Hari Natal: Semoga Harapan Anda Menjadi Kenyataan." Karena tertarik dengan judul tersebut, saya memungut kertas koran yang sudah tercabik dan kotor itu dan membacanya. Ternyata ini merupakan halaman khusus yang sengaja disiapkan bagi siapa saja agar menuliskan impian dan harapannya. Koran ini seakan berperan sebagai agen yang meneruskan harapan mereka agar kalau boleh bisa didengarkan oleh Santa Klaus atau oleh Allah sendiri. Ada kurang lebih tiga puluh harapan yang dimuat di halaman koran hari ini. Namun saya tertarik de
... baca selengkapnya di Berikan Aku Seorang Ayah - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Friday, 14 November 2014

Kebiasaan Yang Diulang

Kebiasaan Yang Diulang - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.

Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.

Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"

Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!

Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan bad
... baca selengkapnya di Kebiasaan Yang Diulang - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1